Cetho Temple (Karanganyar Regency, Central Java)

CAGAR_BUDAYA · Provinsi Jawa Tengah
Akses Jalan Sulit (K2=2): Jalan curam dan berkelok di puncak bukit. Akses publik memerlukan ojek/taksi dari Prambanan.
900-1000 wisatawan / hari (2024)
Reddoorz near Candi Cetho - radius 0.8 km

Sunset lawu kemuning - radius 2.4 km

Villa Pringgitan - radius 3.3 km

Medjora Homestay Kemuning - radius 3.6 km

Villa Syariah Kemuning I - radius 4.2 km

Sukuh Cottage - radius 4.5 km
Ndoro Donker Tea House - radius 4,6 km

Bali Ndeso Resto - radius 5.8 km

Omah Simbok Resto - radius 6.6 km

Sate Lawu - radius 7.6 km (sudah max)

Rumah Atsiri Restaurant - radius 9 km

Mbah Djoe Resort - radius 9 km
Area parkir: Tersedia area parkir yang luas di area Candi Cetho. Parkir diawasi untuk menjamin keamanan kendaraan pengunjung.Tarif parkir umum: sekitar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil (dapat berubah sewaktu-waktu).
Toilet: Toilet umum tersedia sebagai fasilitas penunjang kenyamanan pengunjung. Fasilitas ini disebutkan dijaga kebersihannya oleh pengelola.
Mushola: Mushola/praying room tersedia sebagai fasilitas ibadah bagi pengunjung muslim.
Rumah makan: tersedia rumah makan disekitar area candi Cetho
Cindera mata: menyediakan fasilitas untuk pengunjung yang ingin menikmati pemandangan dari ketinggian.
Jalan akses utama: Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu (ketinggian sekitar 1.400 mdpl), lebih tinggi dari Candi Sukuh. Akses jalan utama berupa jalan beraspal namun menanjak curam dan berkelok-kelok, sehingga tidak disarankan untuk bus pariwisata berukuran besar yang harus transit di Terminal Pariwisata Ngargoyoso.
Kendaraan pribadi: Candi Cetho dapat ditempuh dengan mobil atau motor. Pengemudi harus mahir di jalur tanjakan. Area parkir tersedia di sekitar candi.
Angkutan umum: Dari Solo, dapat naik KRL ke Stasiun Palur atau Bus Trans Jateng/bus umum ke Terminal Karangpandan. Dari Terminal Palur/Karangpandan, perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek (online/pangkalan) atau angkutan lokal/sewaan karena minimnya bus yang mencapai lokasi. Bus pariwisata besar umumnya dialihkan ke angkutan wisata di Terminal Ngargoyoso.
Halte dan terminal angkutan umum: Terminal transit utama untuk bus pariwisata besar adalah Terminal Pariwisata Ngargoyoso. Wisatawan dari terminal ini harus dialihkan ke angkutan wisata berukuran sedang atau kendaraan pribadi/sewa yang lebih kecil dan bertenaga, mengingat kondisi jalan yang curam dan sempit. Untuk angkutan umum, titik transit terdekat adalah Terminal Karangpandan atau Terminal Kemuning, dilanjutkan dengan ojek.

Signage (papan petunjuk dan informasi): Tersedia papan penunjuk arah di jalur menanjak menuju lokasi. Di dalam kompleks candi, terdapat beberapa papan informasi dan penjelasan mengenai filosofi serta fungsi bangunan.
Website Resmi: Informasi operasional, harga tiket, dan regulasi kunjungan Candi Cetho (yang terletak lebih tinggi) tersedia di website resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar dan saluran informasi pariwisata resmi Jawa Tengah lainnya. pesonakaranganyar.karanganyarkab.go.id

Media Sosial: Informasi terkini, visual drone yang menampilkan keindahan panorama dari ketinggian, dan update kondisi jalur menuju Candi Cetho aktif dibagikan melalui akun-akun media sosial resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar.

Navigasi Digital: Candi Cetho terdaftar dengan jelas di Google Maps. Penggunaan navigasi digital sangat penting untuk mencapai lokasi yang berada di puncak ketinggian dan melalui jalur yang sempit serta sangat menanjak.
Telaga Madirda: Sebuah telaga alami yang tenang dan masih asri, dikelilingi oleh pemandangan perbukitan dan hutan di kaki Gunung Lawu.

Lereng/Puncak Gunung Lawu: Bagi pengunjung yang menyukai petualangan dan pendakian, Lawu adalah daya tarik alam utama. Terdapat jalur pendakian yang populer dan memiliki pemandangan yang memukau.
Upacara Keagamaan Rutin: Candi ini aktif digunakan untuk merayakan hari-hari besar Hindu seperti Nyepi, Kuningan, Galungan, dan Saraswati. Pengunjung sering berkesempatan melihat ritual ini.

Kain Poleng (Wajib): Sebagai bentuk penghormatan terhadap kesakralan tempat, pengunjung diwajibkan menggunakan kain Poleng (kain motif kotak-kotak hitam-putih) saat memasuki kompleks candi, yang merupakan bagian dari atraksi budaya saat berkunjung.
Atraksi di Sekitar: Candi ini sering dikunjungi bersamaan dengan atraksi buatan lain di kawasan Kemuning/Gunung Lawu, seperti Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills atau The Lawu Park.
Hari Raya Galungan & Kuningan: Dirayakan dua kali setahun sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kebatilan).